Distikon adalah sanjak 2 seuntai, biasanya bersajak sama.
Contoh :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
Mata
I.
Mata mana yang ragu menangkapnya
Menjadi nyala yang menari
Mata mana yang ragu menangkapnya
Menjadi nyala yang menari
Atau tak mampu, tak bisa mengenyah ragu
Serupa bisu
Serupa bisu
II.
Awan. Awankah yang terus membawa kesedihan
Di bulir-bulir hujan yang serupa airmatamu
Awan. Awankah yang terus membawa kesedihan
Di bulir-bulir hujan yang serupa airmatamu
Atau airmataku kah yang telah menjemput rindu
Di jejak-jejak yang pernah kautinggalkan di hidupku?
Di jejak-jejak yang pernah kautinggalkan di hidupku?
III.
Maka hatiku yang sudah menulis namamu
Di lembar-lembar buku harian (yang kutulis setiap malam)
Maka hatiku yang sudah menulis namamu
Di lembar-lembar buku harian (yang kutulis setiap malam)
Atau wajahmu kah yang selalu kulihat di setiap
Keraguan mata (bahkan di bola mataku sendiri).
Keraguan mata (bahkan di bola mataku sendiri).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kebebasab berkomentar yang penting positif ..